Selasa, 08 Maret 2011

Karena Kamu, Cuma Satu.


Lagu ini bagus, sederhana yang manis.
terlebih melodinya yang romantis dan liriknya yang jujur. kapan ya, ada yg jujur macam itu ;)



Love,
M.I

Starbucks ganti logo, lalu.. :)


Kemarin, meski tak terlalu terkejut saya di "kejutkan" sedikit oleh berita disebuah portal berita asing.
"Starbucks rolls out new logo"
begitu judulnya.

"Kedai" kopi yang pertama kali dibuka tahun 1971 itu mengganti logonya sebagai wujud perayaan ulang tahunnya yang ke-40. Meski bukan pergantian yang pertama (sebelumnya starbucks sudah pernah melakukan hal serupa sebanyak 3 kali), penggantian logo semacam ini tentu menimbulkan pro dan kontra jika berhubungan dengan penerimaan dimasyarakat.

tulisan saya ini tentu tidak akan lamat-lamat membahas tentang perubahan logo si "kedai kopi", karena toh logo yang baru bagi saya semakin lucu, minimalis, elegan dan sedikit misterius kalau tidak mau disebut semakin membuat penasaran.
kali ini, saya akan mengulas sedikit tentang hal lain yang tentu berhubungan : "perubahan".

Sudah berapa banyak perubahan yang benar-benar kamu lakukan sepanjang hidup? pasti jawabannya relatif cukup banyak. Saya tak yakin bahwa ada orang yang benar-benar tak pernah berubah. Bahkan saya percaya, meski perubahan yang terjadi bisa dihitung (tidak terlalu banyak) seseorang tidak akan rela menyebutnya dengan "sedikit", karena berubah itu tak mudah dan perubahan adalah "mimpi buruk" yang meski terjadi 1 kali tetap terasa amat berat dan banyak :)

Perubahan, entah itu disadari atau tidak pasti menimbulkan dampak. seringnya perubahan yang tidak disadari menimbulkan dampak bagi pihak lain, sedang perubahan yang kita sadari berdampak baik bagi orang lain maupun diri kita sendiri. itu hal lumrah.

Dalam hidup saya sendiri, saya sering kali tidak menyadari terjadinya perubahan. tentu ini tidak baik juga, apalagi bagi orang-orang disekitar. sedihnya, saya seringkali berubah (meski ke arah yang lebih positif) tanpa sadar dan akhirnya terpaksa meninggalkan pihak-pihak lain yang tidak dapat mengikuti ritme dan tujuan perubahan itu. sampai disini saya pikir saya cukup egois.

Saya tidak bisa menolak perubahan, dan saya rasa setiap manusia juga begitu. semua mesti menghadapi perubahan, bahkan terkadang kita tak tau kapan saat perubahan itu hadir, tau-tau kita telah berubah dengan sendirinya.

Meski terkesan egois, setidaknya saya cukup beruntung. yang miris adalah ketika kita harus menghadapi perubahan yang dipaksakan. perubahan karena tuntutan. semisal seseorang yang tengah asik dengan dunianya tanpa sadar ternyata usianya sudah tidak muda lagi, ia dituntut untuk berubah lebih bertanggung jawab, memikirkan masa depan demi beban-beban yang ia emban sebagai bagian dari suatu komunitas yang disebut keluarga (ini cerita sangat umum ya? :D).
memaksa diri sendiri berubah tentu sulit, apalagi jika memang sama sekali tidak timbul kesadaran. sayangnya "kesadaraan" itu sendiri tidak tau datangnya kapan hehe.

kembali lagi ke si kedai kopi, seperti yang saya sedikit singgung diawal, si kedai kopi ini telah melakukan perubahan yang signifikan (perubahan logo pada suatu merk dagang tentu bisa dikategorikan demikian) sebanyak 4 kali dalam kurun waktu 40 tahun hidupnya. setidaknya secara rata-rata, perubahan itu terjadi setiap 10 tahun sekali. lalu, bagaimana jika ini dikaitkan dengan hidup seorang manusia?

Setidaknya ada 4 fase umum yang menuntut atau mendorong dengan sendirinya manusia normal berubah, yang pertama masa peralihan dari anak kecil ke remaja, masa peralihan dari remaja ke dewasa, fase perubahan dari hidup single menjadi berpasangan (dalam hal ini yang saya maksud adalah pernikahan), dan fase dari seorang individu menjadi inang (memiliki anak, cucu).

ke 4 fase yang signifikan tersebut tentu proses nya tidak mesti sama dengan yang terjadi pada manusia lain (bahkan saudara kandung sendiri), dan bentuknya juga tidak demikian, seperti yang saya tegaskan diawal, bahwa perubahan bisa terjadi dengan kesadaran maupun tanpa disadari.

Lalu, sampai disini kita bebas bertanya "Apakah perubahan itu penting? kalau sudah nyaman kenapa mesti berubah ya?". Dalam lubuk hati saya yang terdalam, sayapun tak begitu paham apa sebenarnya jawaban yang paling benar. tapi jika pertanyaan ini hanya ditujukan kepada saya disertai hak kebebasan menjawab, tentu saya akan menjawab perubahan itu amat penting, baik yang bersifat positif maupun negative. Mengapa?

Seseorang yang berubah kearah positive tentu menjadi lebih baik dengan jalan yang baik-baik, sedangkan yang berubah kearah negative mungkin saja sedang diuji dengan cara ekstrim agar ia dapat menyadari bahwa seharusnya ia tidak berada disana (Masukkan teori bahwa Tuhan hanya akan menguji sebatas kemampuan seseorang :D).

yang sering tidak disadari oleh kita adalah, apakah perubahan yang terjadi itu murni karena keinginan dan usaha kita sendiri?. tentu saja hal ini cukup rawan, bukan saja proses perubahan itu akan terasa menyiksa (karena kita tentu saja suatu saat sadar bahwa tidak nyaman apabila tidak menjadi diri sendiri), tapi kualitas dan ketahanan perubahan itu tentu diragukan. jangan-jangan perubahannya tidak melekat dan hanya bertahan secepat kilat.

Sebaiknya, kita lebih sering mengintrospeksi diri, mencari keinginan kita yang terdalam dan menemukannya dalam diri kita, melalui mekanisme perubahan.

So, Selamat datang logo baru Starbucks,
selamat "berubah" kita semua, insyAllah jadi lebih baik :)

Love,
M.I