Senin, 14 November 2011

Dukungan yang terbaik adalah pengertian

Semua orang perlu dukungan, meski beberapa orang yang tangguh tentu bisa mendukung dirinya sendiri. tapi, pernahkah terlintas bagaimana bentuk dukungan yang paling baik itu?



Seorang teman dekat menghubungi saya lewat pesan-pesan singkat pagi ini. Ia bercerita betapa menyedihkannya memiliki orang tua yang tak bisa mendukung apa yang ia kerjakan, betapa hancur perasaannya merasa diremehkan oleh orang tua sendiri..



Terus terang, saya bingung mengomentarinya. saya ber-empati, perasaan saya sedih juga. mungkin karena saya kenal mereka berdua (teman saya dan orang tuanya). "Mungkin karena ia belum mengerti" hanya itu yang akhirnya saya lontarkan.



Menyemangati itu mudah, disemangati juga ya so so senangnya. tapi mencoba mengerti orang lain mungkin tak semudah membalik telapak tangan (meski tak sesulit menanak nasi), sedang dimengerti orang lain adalah anugrah.



rasanya kita pantas bersyukur jika telah dimengerti oleh orang-orang yang menjadi bagian penting dalam hidup kita.







semoga teman saya cepat dimengerti orang tuanya, atau justru sebaliknya. Saya berdoa dalam dan kencang sekali.



Love,


M.I



Kamis, 10 November 2011

4

Judul album Beyonce yang minggu lalu saya beli.

Yang menarik justru adalah foto-foto Beyonce didalam kemasan CD yang editorial. Tentu bukan saja karena kemolekan tubuhnya yang membuat foto-foto itu memiliki unsur sexy, tapi juga pemilihan warna, pose, kostum yang kesemuanya percayalah hanya indah ketika diabadikan dalam gambar. Ada 3 nama photographer yang disebut : Tony Duran, Ellen Von Unwerth dan Greg Gex. Favorite saya? tentu yang menghadirkan Beyonce dengan "dandanan" simple dan natural, karena setelah saya amat-amati meski molek, dia tak seberapa cocok di make up tebal.



Aniway, track #3 yang berjudul "I miss you", sungguh enak didengar.















Love, M.I

Senin, 31 Oktober 2011

Blue Velvet

No, this is not about an American mystery film in 1980s. Only me trying to show you the uncommon colors of traditional Indonesian Batik patterns, and.. fortunately it's one of my favorite kind of blue :)






Love,
M.I


Am I Me?


thinking of getting married and being pregnant.

Love,
M.I

Minggu, 30 Oktober 2011

29 Oktober 2011

Arsenal, menang besar : 5-3 dari Chelsea. Yang paling penting sih bukan berapa banyak gol yang tercetak, tapi lebih kepada seberapa sulit pertandingan malam itu dan betapa baiknya permainan kami hingga akhirnya menang.




Ya.. tentu saja ketika kita akhirnya melewati dengan keberhasilan sebuah ujian yang sulit, rasanya akan lain ketimbang melewati ujian yang terbilang biasa-biasa saja. ya ga sih?



Love,
M.I




photos: via: mikel8arteta.tumblr.com




















































Rabu, 28 September 2011

Happy Thursday!

What's good about Thursday? Yes! tomorrow is Friday.
Then be good today ;)




Kimono : Zara

Love,
M.I

Bring peace to the office ;)

We need a bright things to make something bright, as we need a peaceful heart to surrounds us with peace. Let's start every-good-thing from the inside :)





Basic Turtleneck : Mango. Trousers : Zara Basic. OuterKnit: ITC Kuningan.





Love,


M.I

Selasa, 27 September 2011

Awakening

We got confuse, but then laughing when every confusing things were suddenly understood ;)



Ring : Forever 21


Love,
M.I

Senin, 26 September 2011

The Queen of the rings


i don't really like wearing accessories, instead of the simplest.
we are learn, even in places we hate we will find good spots that suit to ourself, one or two.



Love,

M.I








the ring : forever 21

Selasa, 06 September 2011

...

"Jika kebetulan terjadi terlalu banyak, apakah kamu percaya bahwa itu tidak bermakna?"-(Roman Misteri-Seri Bilangan Fu)

Senin, 05 September 2011

Idola

Sudah lama sekali saya terpesona dengan pemikiran dan pribadi Bapak Burhanudin Jusuf Habibie, pria yang berperawakan kecil, berbicara seakan meledak-ledak namun sungguh ber-isi (sudah tidak usah dibahas betapa ia sungguh pintar, rasanya semua orang tau betapa luar biasanya ia).


Seingat saya, saya tak cukup punya banyak idola. suka dengan perawakan, permainan, senyum atau hal-hal lain ya seringlah.. tapi jika sampai melekatkan "lebel" idola tentu tak semudah itu. ada ramuan tertentu untuk reaksi kimia semacam itu, yang secara sadar sayapun tak pernah tau, bagaimana.


beberapa tahun kebelakang, saya menemukan dua sosok lain, selain si pintar pembuat pesawat terbang itu. yang pertama, seorang dosen saya dibangku kuliah, ketika itu saya kuliah jurusan hukum dimana (di kampus saya) banyak dosen yang terlalu teoritis, kurang praktikal dan tidak open minded.. atau jikapun ada yang menunjukkan dirinya seolah-olah open minded, pada akhirnya saya tetap menemukan celah bahwa ia hanyalah open minded yang mungkin sebenarnya belum bisa menerima ke open minded-an orang lain hehe.

tapi tidak dengan dosen yang saya ceritakan ini. saya masih ingat bagaimana saya mengawali hari pertama saya dikelas itu (bahkan, kelasnya pun masih ingat. jarang yang seperti ini hehe). saya datang tak cukup cepat hingga bangku-bangku cukup penuh, posisi uenak saya yang biasa ditengah-tengah (tidak terlalu depan, tidak terlalu belakang) sudah terisi, habis. kalian bisa tebak, saya duduk dibarisan paling depan, begitupun saya masih bisa bersyukur tidak duduk dibaris dekat-dekat meja dosen.


karena ini adalah kelas pertama, maka pengajarnyapun belum ketahuan. lalu muncul Bapak ini dengan baju biru (yang kemudian saya tau, bahwa ia sering sekali memakai baju berwarna biru), belum pernah liat sebelumnya. Kesan pertama ya biasa saja, malah cenderung "sok galak" atau "galak" beneran saya tak taulah, yang pasti ia tidak mempersilahkan mahasiswa yang terlambat datang masuk kelas, dengan sedikit berteriak dan meminta mahasiswa yang duduk dekat pintu untuk menutupnya. Ia juga tidak menyukai mereka yang tidak membawa buku, apalagi ketahuan tidak membawa Burgelijk Wetboek atau Wetboek van koophandel (keduanya kitab sakti mahasiswa hukum, jurusan perdata dagang), ia bisa tidak berhenti menyindir, nyinyir-nyinyir yang terus terang saya kurang suka, "lelaki kok nyinyir-an".


karena ia mengajar mata kuliah hukum asuransi, maka hari pertama kelasnya itu ia bercerita tentang resiko. saya pikir si bapak galak ini punya warna suara yang cukup menarik, tidak terlalu berat tidak juga terlalu genit, saya yang tidak terlampau tertarik lama-lama fokus juga mendengarkan, apalagi posisi saya yang kurang menguntungkan, berada dibarisan terdepan. sampai suara yang menarik itu bertanya "Jadi.. apa yang dimaksud dengan resiko? mba yang pake baju biru?". Bapak ini menatap kearah saya, kepala saya alihkan kebelakang mencari-cari siapa tau ada mba-mba lain yang memakai baju berwarna sama. "kamu, iya kamu. yang pake baju biru". memang malangnya, tidak ada orang lain yang memakai baju biru disekitar-sekitar situ. Metodenya ternyata sangat menarik, ia tidak memberikan suatu pengertian atau definisi akan suatu hal. yang dilakukannya adalah memberikan informasi yang menstimulasi sesuai kebutuhan, kesimpulannya ada dikepala mahasiswanya sendiri.


Jawaban saya ternyata cukup memuaskan beliau, senyumnya mengatakan demikian. dilanjutkan dengan "siapa nama kamu?", "Melly, Pak". sejak saat itu, setiap kali pertanyaan miliknya tak mampu dijawab mahasiswa satu kelas, matanya lalu mencari-cari, mulutnya seraya bertanya pertanyaan yang lain lagi : "Melly, mana Melly?".


yang kedua, adalah seorang Mid-fielder asal Jerman. Mesut Ozil, keturunan Turki yang baru saya "kenal" pada piala dunia kemarin. No. 11. saya ingat betul bagaimana ia bermain dengan pintar (saya tak mengerti teknik sepak bola, tapi saya pikir saya yang awam ini bisa melihat segala gerakannya yang terarah dan tepat), puncaknya saat jerman menumbangkan Inggris sekaligus memaksa para pemainnya pulang dengan skor 4-1. Otak dan langkahnya yang brilliant kembali ia ulang saat menghadapi Argentina, disana saya mulai paham bahwa suatu hari kelembutan dan kecerdasan akan mengalahkan betapa kerasnya suatu hal. Ozil membuat saya menyukai sepak bola, permainan yang sejak dulu saya pikir hanya mementingkan hasil. ternyata sepak bola bisa cantik juga.


satu hal yang perlu digaris bawahi, saya percaya sosok idola bagi setiap orang punya nilai macam-macam, berdasarkan sejarah-sejarah tertentu. tapi jangan lupa, idola sedikit banyak mencerminkan bagaimana pribadi yang mengidolakan. jangan sampai terjerumus dan malah merugikan diri sendiri, jadilah eklektik (bukan oportunis).


hari ini, saya deklarasikan saya punya idola baru. "WW" namanya. mungkin ceritanya, lain kali saja ya? :)


Love,

M.I




Selasa, 23 Agustus 2011

Rintik dikala tidak hujan :D

Sebuah video kolaborasi dua sahabat yang tidak jelas bermusik apa, jangan dihina. jangan pula dikritik karena kita tak menerima kritik, terimanya keripik hahaha. peace ^^


Love,
M.I

Minggu, 21 Agustus 2011

Sabar?

Dia selalu bisa memberi pelajaran dari apa saja, kita mungkin sulit menduga tapi ketika terjadi kita hanya tinggal menjalani saja.


pagi ini kesabaran saya diuji dengan kadar yang cukup, ada hal yang beberapa minggu ini saya coba redam, konsentrasi untuk hal-hal lain yang lebih penting untuk diurus. tapi entah mengapa, pagi ini rasanya saya hampir dipuncak kesabaran.

saya pernah berbincang sedikit tentang "sabar" ini dengan seorang teman dekat, berawal dari tulisannya tentang "batas" kesabaran disebuah jejaring sosial yang kami geluti bersama. kalau tidak salah ingat, dalam tulisannya itu ia mempertanyakan dan sekaligus menemukan jawaban bahwa sebenarnya manusia memiliki batas kesabaran, yang karena fase dalam hidupnya, "batas kesabaran" itu bisa saja semakin melebar, menjauh, dengan kata lain seseorang yang memang mencoba sabar akan menjadi lebih sabar.

sebagian jiwa saya yang cukup logis sudah hampir meluapkan yang rasanya sudah sangat tepat untuk saya luapkan, tapi sebagaian yang lain menentang mati-matian seolah menasihati bahwa apapun yang meledak tentu tidak akan menjadi baik, kecuali ledakan bintang.



saya pikir, saya hampir sampai dikelelahan. saya jaga sekali waktu dan masa, berusaha untuk tenang hingga semuanya bisa berjalan lebih baik, padahal sebenarnya tentu saja tidak demikian yang sepertinya tidak perlu saya ceritakan. saya hanya butuh seseorang yang dapat mengerti usaha saya, usaha untuk selalu sabar, usaha untuk menjaga hal yang saya pikir perlu dijaga. bukan seseorang yang hanya bisa melihat kesalahan-kesalahan yang saya lakukan dan melakukan pembenaran-pembenaran atas apa yang ia ingin lakukan.



saya tak pernah bisa mengeluarkan emosi saya, kecuali mungkin dengan diam dan menangis. tapi itu tidak saya pilih, saya sudah lumayan lelah. Saya juga tak memilih untuk memulai berdiskusi, karena saya pikir sudah seharusnya kita semua belajar menjadi dewasa tanpa dipaksa oleh pemikiran orang lain, bukan?.



mungkin kali ini, menambah kadar ketidakpedulian adalah pohon yang paling rindang untuk memetik buah kesabaran. semoga saja :)


Love,

M.I

Jumat, 19 Agustus 2011

Kamis, 04 Agustus 2011

Selamat Terbang, Bal!

Saya cukup takut terbang. selalu ada nervous yang menyelimuti disetiap rencana penerbangan.

seingat saya, ini bermula dari trauma semasa kecil, suatu maskapai penerbangan ternama yang sore itu saya tumpangi bersama ibu dan adik saya (saya lupa berapa tepatnya usia saya ketika itu, mungkin SD kelas 5 atau 6), hujan cukup deras tidak menyurutkan langkah pilot pesawat untuk menunda penerbangan Medan-Jakarta yang sudah saya hafal luar kepala bahwa akan memakan waktu 2 (dua) jam.

Gelap, hujan, dan suara halilintar yang membayangi deru pesawat lepas landas. Mungkin kurang lebih satu jam kami terombang-ambing sebelum tanda kenakan sabuk pengaman dilangit-langit pesawat dipadamkan. Ibu saya berdoa sambil memegangi tangan saya yang dingin dengan tatapan pucat ke arah jendela. ketika itu, yang ada dipikiran saya hanya "i really want to skipped this phase" "i want to go back" "i need mr. pilot to landed the aircraft".

itu, dulu. sekarang? meski tetap nervous, saya hampir pasti menemukan bahwa ketakutan saya yang paling-paling terjadi saat pesawat hendak lepas landas, dan itupun 70% disebabkan karena deru pesawat yang bising dan memacu adrenalin, dan untuk meredakannya saya cukup mendengarkan musik keras-keras meski harus curi-curi memasang headphone/earphone dari pramugari :)

terbang itu indah, pasrah, dan saya menikmati setiap warna biru yang menyegarkan dilangit, atau spektrum luar biasa yang terbentuk cantik jika penerbangan itu mendekati senja. sayang sekali, saya tak pernah bisa jadi pilot atau setidaknya pramugari, meski ingin.

saya ucapkan selamat bagi sahabat saya tercinta yang akhir pekan ini wisuda sekolah penerbangan. jadi pilot memang impiannya (saya pernah menuliskannya dipostingan terdahulu) yang hampir menjadi tak mungkin diraih, tapi akhirnya? menjadi kenyataan. Allahuallam.



Selamat terbang, Bal! :)

Love,

M.I

Jumat, 29 Juli 2011

Gallery

Seringkali tulisan tak cukup menggambarkan ruang dalam benak dan kejadian. Maka kita perlu element lain : Gambar.
beberapa gambar dibawah ini saya "rekam" tak sengaja, bentuknya pun hanya gambar ponsel bukan kelas kamera berkelas ;)
yang sempat dipublikasikan secara maya melalui instagram (aplikasi foto) milik pribadi.

Karena bukan profesional, maka gambar-gambar ini perlu di "bunyikan". saya tulis sesuatu untuk lebih memudahkan penelusuran. selamat berjalan-jalan dalam benak dan kejadian, yang kali ini .. milik saya :)




"Menjadi Unik"


menjadi unik tak melulu menjadi berbeda, menjadi unik adalah penemuan "karakter" yang menonjol, yang membuat semua orang menyadari bahwa ada garis yang lebih menguatkan, dalam milikmu ketimbang dengan "punya-nya".





"24 Jam"


apa yang dapat terjadi dalam waktu 24 jam lebih sedikit, saat berada dikota orang? jika kota itu adalah Semarang, selalu ada cerita yang dalam meski hanya dua puluh empat jam.




"Membaca Kembali"


sudah cukup jeda, saat terakhir kali saya membaca kisah rangkaian "Dee" yang menggugah, dan sesuai dengan porsi dan potensi dalam dirinya. lalu "Madre" muncul. ada pengharapan lain. kecewa tidak juga, kisah Toko Roti ini lebih berkelas dari si Perahu kertas. pembelajaran, bagaimana waktu akhirnya menemukan masa yang tepat untuk merajut kembali kegembiraan yang berlalu.



"Seratus Tiga Puluh Lima Ribu"



banyak orang lebih mempercayai bentuk ketimbang nilai. Alhamdulilah, saya bukan salah satunya :)




Love,

M.I



Senin, 25 Juli 2011

Sosok

kita boleh punya pendapat apa saja tentang ini, dan
setiap orang tentu tak mesti jadi sama dengan :)


Mungkin dalam ke-naif-an saya, sosok jauh lebih penting dari segala keadaan.
saya tak akan menukar sosok hanya karena keadaan yang sulit

mungkin bagi sebagian, berpikir sosok bisa diganti.
tidak salah, banyak sosok lain yang hidup, tentu saja.
tapi saya tidak akan pernah mengganti sosok dengan keadaan

karena, saya mampu merubah keadaan
tapi tak kuasa merubah sosok :)

Love,
M.I

Kamis, 30 Juni 2011

Kamis, 23 Juni 2011

Baru Sadar ;)

Diujung aktifitas pembuatan legal opinion yang menguras otak hari ini (Ceritanya klien saya yang satu ini, kebetulan karena keloyal dan keroyal-an sanggup memaksa siapapun konsultan dikantor saya untuk membuat opini hukum dengan bobot yang cukup berat, hanya dalam waktu yang singkat), rekan kerja saya dalam pekerjaan tersebut tiba-tiba saja bertanya pertanyaan berat dengan gayanya yang santai:

"Tipe cowo yang melly suka itu, kaya apa sih?"

mendengar itu secara spontan saya menjawab sebagaimana jawaban saya biasanya apabila pertanyaan yang sama dilontarkan : "em.. duh, aku tuh ga punya tipe" sambil berusaha fokus pada klausula tentang contract termination yang tengah saya cermati sehubungan untuk menentukan potensi kerugian yang akan diderita klien saya ini, dan memang kondisi saat itu sedang urgent-urgentnya..



tanpa disadari, ternyata sembari fokus pada klausula tadi, mulut saya masih saja menyerocos tidak bisa berhenti, berusaha menjawab pertanyaan rekan saya dengan jawaban yang paling tepat, toh mungkin karena saya sendiri merasa jawaban "em.., duh aku tuh ga punya tipe" tidak memuaskan diri saya sendiri hehe..



sampai akhirnya ditengah-tengah cerocosan yang gak jelas, tiba-tiba saya berteriak layaknya menemukan ide cemerlang yang sejak tadi ditunggu-tunggu keluar "Oh! aku tau!"



rekan saya tentu terkejut, diikuti dengan kata "Apa?"

dengan senyum lebar bagai anak SD yang PD menjawab pertanyaan gurunya, saya menjawab dengan yakin :



"Aku tuh suka, yang pintar tapi ga ngerasa pintar, yang tajir tapi ga ngerasa tajir, yang ganteng tapi ga ngerasa ganteng dan yang baik tapi ga ngerasa baik hehehe"



bersamaan dengan itu, potensi kerugian yang sedari tadi saya cari pun berhasil ditemukan ;)



Love,

M.I


Jumat, 10 Juni 2011

Minggu kedua dibulan Juni ;) (Bagian 1)

Ceritanya, hari selasa lalu saya putuskan untuk tidak memesan taxi untuk berangkat kekantor,
jadilah saya harus berjalan sedikit ketempat pangkalan ojek yang tidak terlalu jauh dari rumah, tujuannya? naik ojek sampai kejalan besar yang berkeliaran banyak armada taxi.

Setelah pamitan sama Ibu, yang kemudian dilanjutkan dengan menutup pagar rumah, tepat dijalan depan rumah saya itu lewatlah pengendara sepeda motor dengan kecepatan lumayan. bisa dibayangkan dengan kecepatan jalan saya yang dibawah rata-rata tentu motor dengan kecepatan lumayan itu dipastikan dengan mudah mendahului saya. dan benar saja begitu.

setelah melewati belokan yang tidak jauh dari rumah (rumah saya adalah rumah pertama setelah belokan), saya melihat pengendara motor dengan kecepatan lumayan tadi (yang saya pikir telah melaju kencang entah kemana) menghentikan motornya disebelah kanan jalan, telah membuka helm full face nya sehingga wajahnya terlihat. awalnya, saya berpikir dia memang telah sampai ditujuannya atau ada keperluan mendadak sehingga perlu mempergunakan alat komunikasinya gitu deh.. hehe

Kalau kamu mikir gitu juga, berarti kita sama-sama salah hoho. Tau ga sih? ketika akhirnya saya berhasil melewatinya. dengan sedikit mencondongkan badan, ia berkata "Astagfirullah, cantik banget sih" lalu ngelosor pergi dengan motornya.

untung pangkalan ojeknya udah deket.
saya naik ojek dengan perasaan geli, sambil sedikit berpikir "Masnya gak salah ya? kok "Astagfirullah"? :p

Love,
M.I





Kamis, 05 Mei 2011

Yang tidak sempat dipahami :)








Atas dasar hukum manapun, baik itu hukum islam (hukum dari agama yg kebetulan saya anut dan karenanya saya pahami) maupun hukum pidana di negara Indonesia (negara yang kebetulan menjadi kebangsaan saya sehingga hukumnya mau tidak mau mengikat pada setiap perbuatan saya), suatu tindakan atau perbuatan manusia akan dinilai dari: niat. kamus besar bahasa indonesia mendeskripsikannya sebagai berikut:

ni-at (n) : maksud atau tujuan perbuatan: mudah-mudahan--baik anda terwujud;2. kehendak (keinginan dalam hati) akan melakukan sesuatu

sedangkan berdasarkan pelajaran agama islam yang saya pelajari di sekolah, niat terdiri atas 3 aspek :

Diyakini dalam hati;
Diucapkan dengan lisan (tidak perlu keras); dan

Dilakukan dengan perbuatan

(saya rasa saya tidak perlu lagi menjelaskan bagaimana niat pada akhirnya menuju pada suatu perbuatan real, yang karena ke-real-an nya itu mungkin saja menimbulkan dampak bagi siapa saja, cepat atau lambat)

sebagai penganut agama yang berusaha menjalankannya dengan baik serta masyarakat yang sadar hukum hoho, saya berusaha memahami perbuatan seseorang (atau bahkan orang itu sendiri) dari niat atau maksud perbuatannya. sehingga alih-alih saya dapat memahami (atau paling tidak berusaha memahami) kenapa yang bersangkutan melakukan suatu perbuatan tertentu (yang mungkin saja awalnya perbuatan itu terlihat tidak baik/tidak sesuai dengan hati nurani kita).


tujuannya? siapa tau dengan memahami hal tersebut saya bisa sadar bahwa perbuatannya tidak seburuk (tidak se terpuji) yang saya kira atau siapa tau saya dapat membantu mewujudkan tujuan yang diharapkan dari perbuatan itu, atau kalau pun tidak dapat membantu saya bisa menentukan tindakan seperti apa yang patut saya lakukan sehingga tidak mengganggu perwujudan tujuan perbuatan tersebut.
(sampai disini kita bisa bayangkan bagaimana apabila niat seseorang atas perbuatannya tidak tersampaikan dengan baik atau bahkan sama sekali tidak tersampaikan kepada orang lain; salah paham)


pernah terlibat pembicaraan yang kira-kira begini ?:

A: em, apa alasan kamu ga suka makan pisang, kalau boleh tau?

B: ada 101 alasan orang ga suka pisang. itu hal biasa lagi.

A: iya, aku tau itu hal biasa. cuma aku pengen tau kenapa. orang ga suka pisang memang biasa, tapi alasan dibalik itukan belum tentu "biasa".

B: it's just banana for god sake.

A: *** bingung* berpikir untuk menghentikan obrolan karena pasti akan sia-sia. tapi sebenarnya ia masih ingin tau dalam rangka ingin mencoba mengerti kenapa si B ga suka makan pisang.

manusia memang di"butakan" oleh Nya untuk selalu mengarah pada kesalahpahaman, lalu mengapa kita yang memang saling menyayangi tidak berusaha untuk mengerti atau membiarkan untuk dimengerti yang lain?

atau, kita memang dibuat untuk menerima begitu saja? :)

Love,

M.I
















Jumat, 15 April 2011

7 Hari Lagi

Earlier in this morning, salah satu teman saya yang "unik" tiba-tiba menghubungi melalui fasilitas yang hampir sebagian besar (sekarang) dipergunakan oleh masyarakat sepergaulan : Blackberry messenger.

percakapan dimulai dengan :
"Selamat hari jum'at, 7 hari lagi kita bertemu dikota Semarang!"

"sambutan" pagi itupun saya tanggapi datar saja namun tetap ceria "Plisss deh dayooo, penting banget". dan obrolan pun berlanjut singkat.

lebih jauh dari sekedar 7 hari lagi adalah waktu, kita, saya, dayu dan teman-teman kami yang lain berjanji untuk menghabiskan long weekend di kota tempat kami dahulu berjuang meraih gelar sarjana *kuliah :p*, dimana tujuan utamanya juga akan menghadiri pernikahan teman kita si Bama, 7 hari yang akan datang itu 22 April 2011, saya ulang tahun.

kemarin-kemarin, saya sudah janji pada diri sendiri untuk tidak akan menulis sesuatu tentang "ulang tahun". sudah cukup sering soalnya hehe, tapi yaa.. kepancing dengan kata "7 hari, lagi" itu deh.

Tujuh, adalah angka favorite jika tidak boleh disebut keramat. dan lalu, dalam hitungan angka favorite tersebut, saya akan segera menggenapkan diri menjadi 24 tahun. usia yang tidak pernah sampai terpikirkan. serius, saya ga pernah sempat memikirkan akan berkepala 2. apalagi diakhiri dengan angka 4. hehe seraaaaam.

jika ditanya apa yang diinginkan di umur ini, saya hanya ingin sekolah lagiii. nambah ilmu, nambah teman, nambah pengalaman, dan nambah segala yg perlu ditambah kecuali berat badan hehehe, amit-amit.

Yah, semoga yah? :)


Love,
M.I


Minggu, 10 April 2011

Cong, ratulations

“selamat”adalah ungkapan yang tak pernah jelas maknanya. Kadang, ia membawa doa, kekakuan berujar atau malah menutupi iri"

I’m writing this post with an enthusiastic feeling about what had been change lately in the previous day to day life. Mostly about good things that happened therefore people coming to just congratulating another.

One of my dear best friends, Item *this is the way I called him* finally has successfully finalized his thesis last month, not only that he’s also smoothly past on it’s trial, which also held at the same month. For sentimental reasons I’m happy towards his achievement. And for the other reasons, me kinda relieve because I know he did hard work and quite a journey on looking what he got now.

The other story, about another of best friends, Mira the one who has been past and blessed to be part of one of government banks’ ODP Program, she had live in Denpasar, Bali for about 5 months since November, eh? *if me not wrong :p* for the “On job training” so called programs, she is now back to the J town after completed the program. It might seems ordinary, but for me instead of the happiness having my best friend back to the town where we are living closely, being an employer who are living in the different town oh well yes, different island from our family and close friends must be irritating, and now I’m congratulating her comeback for whatsoever its meaning to her.

On the last November, I went to Salatiga, Central Java for Tika’s (my baby dear best friend) wedding. Well, it was such a sentimental moments to sit and saw a religious ceremonial which proceeds your best friends to another level of her life journeys, I don’t know what I’m talking about, I believe you are understand that kind of feelings. At several days ago, she surprised me with news about her pregnancy. Shock me at some level then pull me down with happiness. Wow, a baby? Could you believe that? 23 years old? There must be lot of consequences to be bold but of course I’m happy because I know she must be very happy.

And the last one, the finale story about my friend. We are not that close, I mean I don’t talk a lot to him about my private issues, rather than about organization, vision, mission, ideas, sometimes gossiping but never enter the personal life. Bama, we did argue sometimes, deliberating, I think he often get what I meant, but simply didn’t match for what’s he looking for hehe. He decided to proposed his girl friend and will soon getting married by this month. Could you imagine? He just enters his carrier life, and gets nothing yet then deciding to go “there”. I know sometimes I can’t feel and touch by his thought, but by this decisions he is once again prove me that he is kind of a man. I know he will do it right.

Those stories, those people, to them I don’t know what words to say except Congratulation! :)

Love,

M.I

Selasa, 08 Maret 2011

Karena Kamu, Cuma Satu.


Lagu ini bagus, sederhana yang manis.
terlebih melodinya yang romantis dan liriknya yang jujur. kapan ya, ada yg jujur macam itu ;)



Love,
M.I

Starbucks ganti logo, lalu.. :)


Kemarin, meski tak terlalu terkejut saya di "kejutkan" sedikit oleh berita disebuah portal berita asing.
"Starbucks rolls out new logo"
begitu judulnya.

"Kedai" kopi yang pertama kali dibuka tahun 1971 itu mengganti logonya sebagai wujud perayaan ulang tahunnya yang ke-40. Meski bukan pergantian yang pertama (sebelumnya starbucks sudah pernah melakukan hal serupa sebanyak 3 kali), penggantian logo semacam ini tentu menimbulkan pro dan kontra jika berhubungan dengan penerimaan dimasyarakat.

tulisan saya ini tentu tidak akan lamat-lamat membahas tentang perubahan logo si "kedai kopi", karena toh logo yang baru bagi saya semakin lucu, minimalis, elegan dan sedikit misterius kalau tidak mau disebut semakin membuat penasaran.
kali ini, saya akan mengulas sedikit tentang hal lain yang tentu berhubungan : "perubahan".

Sudah berapa banyak perubahan yang benar-benar kamu lakukan sepanjang hidup? pasti jawabannya relatif cukup banyak. Saya tak yakin bahwa ada orang yang benar-benar tak pernah berubah. Bahkan saya percaya, meski perubahan yang terjadi bisa dihitung (tidak terlalu banyak) seseorang tidak akan rela menyebutnya dengan "sedikit", karena berubah itu tak mudah dan perubahan adalah "mimpi buruk" yang meski terjadi 1 kali tetap terasa amat berat dan banyak :)

Perubahan, entah itu disadari atau tidak pasti menimbulkan dampak. seringnya perubahan yang tidak disadari menimbulkan dampak bagi pihak lain, sedang perubahan yang kita sadari berdampak baik bagi orang lain maupun diri kita sendiri. itu hal lumrah.

Dalam hidup saya sendiri, saya sering kali tidak menyadari terjadinya perubahan. tentu ini tidak baik juga, apalagi bagi orang-orang disekitar. sedihnya, saya seringkali berubah (meski ke arah yang lebih positif) tanpa sadar dan akhirnya terpaksa meninggalkan pihak-pihak lain yang tidak dapat mengikuti ritme dan tujuan perubahan itu. sampai disini saya pikir saya cukup egois.

Saya tidak bisa menolak perubahan, dan saya rasa setiap manusia juga begitu. semua mesti menghadapi perubahan, bahkan terkadang kita tak tau kapan saat perubahan itu hadir, tau-tau kita telah berubah dengan sendirinya.

Meski terkesan egois, setidaknya saya cukup beruntung. yang miris adalah ketika kita harus menghadapi perubahan yang dipaksakan. perubahan karena tuntutan. semisal seseorang yang tengah asik dengan dunianya tanpa sadar ternyata usianya sudah tidak muda lagi, ia dituntut untuk berubah lebih bertanggung jawab, memikirkan masa depan demi beban-beban yang ia emban sebagai bagian dari suatu komunitas yang disebut keluarga (ini cerita sangat umum ya? :D).
memaksa diri sendiri berubah tentu sulit, apalagi jika memang sama sekali tidak timbul kesadaran. sayangnya "kesadaraan" itu sendiri tidak tau datangnya kapan hehe.

kembali lagi ke si kedai kopi, seperti yang saya sedikit singgung diawal, si kedai kopi ini telah melakukan perubahan yang signifikan (perubahan logo pada suatu merk dagang tentu bisa dikategorikan demikian) sebanyak 4 kali dalam kurun waktu 40 tahun hidupnya. setidaknya secara rata-rata, perubahan itu terjadi setiap 10 tahun sekali. lalu, bagaimana jika ini dikaitkan dengan hidup seorang manusia?

Setidaknya ada 4 fase umum yang menuntut atau mendorong dengan sendirinya manusia normal berubah, yang pertama masa peralihan dari anak kecil ke remaja, masa peralihan dari remaja ke dewasa, fase perubahan dari hidup single menjadi berpasangan (dalam hal ini yang saya maksud adalah pernikahan), dan fase dari seorang individu menjadi inang (memiliki anak, cucu).

ke 4 fase yang signifikan tersebut tentu proses nya tidak mesti sama dengan yang terjadi pada manusia lain (bahkan saudara kandung sendiri), dan bentuknya juga tidak demikian, seperti yang saya tegaskan diawal, bahwa perubahan bisa terjadi dengan kesadaran maupun tanpa disadari.

Lalu, sampai disini kita bebas bertanya "Apakah perubahan itu penting? kalau sudah nyaman kenapa mesti berubah ya?". Dalam lubuk hati saya yang terdalam, sayapun tak begitu paham apa sebenarnya jawaban yang paling benar. tapi jika pertanyaan ini hanya ditujukan kepada saya disertai hak kebebasan menjawab, tentu saya akan menjawab perubahan itu amat penting, baik yang bersifat positif maupun negative. Mengapa?

Seseorang yang berubah kearah positive tentu menjadi lebih baik dengan jalan yang baik-baik, sedangkan yang berubah kearah negative mungkin saja sedang diuji dengan cara ekstrim agar ia dapat menyadari bahwa seharusnya ia tidak berada disana (Masukkan teori bahwa Tuhan hanya akan menguji sebatas kemampuan seseorang :D).

yang sering tidak disadari oleh kita adalah, apakah perubahan yang terjadi itu murni karena keinginan dan usaha kita sendiri?. tentu saja hal ini cukup rawan, bukan saja proses perubahan itu akan terasa menyiksa (karena kita tentu saja suatu saat sadar bahwa tidak nyaman apabila tidak menjadi diri sendiri), tapi kualitas dan ketahanan perubahan itu tentu diragukan. jangan-jangan perubahannya tidak melekat dan hanya bertahan secepat kilat.

Sebaiknya, kita lebih sering mengintrospeksi diri, mencari keinginan kita yang terdalam dan menemukannya dalam diri kita, melalui mekanisme perubahan.

So, Selamat datang logo baru Starbucks,
selamat "berubah" kita semua, insyAllah jadi lebih baik :)

Love,
M.I






Jumat, 25 Februari 2011

Capcay Salmon Balls

Kamu sering dicap tidak bisa masak? Atau kamu merasa tidak cukup punya banyak waktu untuk mengolah makanan sendiri? Mungkin kamu malas masak karena tak percaya diri? Atau mungkin jg kamu tak memulai masak karena merasa memasak itu ribet dan sukar?

Saya mungkin termasuk dia yang malas memasak karena merasa tak punya cukup banyak waktu, agak males, dan pada akhirnya seringkali dicap tidak bisa masak :D

Akhir-akhir ini, saya sering bosan dengan kegiatan disabtu pagi/siang. Mall dijakarta itu-itu saja meski isinya berubah beberapa bulan sekali, tapi terus terang saya sedang belajar menata keuangan, agar bisa membeli sendiri "sesuatu" yg saya idamkan meski harganya cukup mahal hoho.jadilah saya menggunakan momentum ini untuk kembali berdapur ria :p

Sebelum 2 minggu yg lalu saya sempat membuat kue (wktu itu muffin coklat kismis), minggu ini saya terpacu untuk membuat masakan yg lebih "rumahan" sehingga bs dinikmati dengan sederhana.

Saya memilih untuk memasak capcay, tdk ada alasan khusus sih kenapa memilih ini, tapi ternyata memasak capcay tidak serumit yg saya kira. Kamu jg pasti bisa. Ga percaya? Berikut saya bagi resep cara membuatnya, silahkan dicoba sendiri :)

Capcay Salmon Balls
(U/ yg baru pertama kali masak, sebaiknya masak untuk porsi sedikit dulu, resep ini u/ 3-4 posrsi)

Yg perlu dipersiapkan adalah :
1. 2 batang Wortel ukuran sedang, dipotong tipis-tipis aja, bentuknya sesuai selera.
2. Sawi putih, ga perlu banyak2, kalau satu gumpalan sawi gtu,ambil potongan 1/4 bagian aja lalu dipotong seperti memotong sawi hijau (melintang).
3. Brokoli, ini juga ga usah terlalu banyak, ambil lima batang kecil, lalu potong2 menjadi bagian yg lebih kecil lagi.
4. Bakso ikan salmon (bisa dibeli disuper market, biasanya ini dijual bersama bahan2 shabu2) dipotong sesuai keinginan.
5. Daging ayam boneless (biasanya bagian dada), potong dadu.
6. Paprika, 1/4 bagian saja. Bersihkan biji dan bagian dalamnya, lalu dipotong dadu.
7. Jamur apa aja, asal jangan jamur kuping. Dipotong-potong juga.
8. 1 siung bawang putih yg agak besar, iris tipis2, lalu ditumbuk2 sedikit.
9. 2 siung bawang merah, diiris tipis.
10.1 cabe merah, diiris.
11.1 bagian jahe, kecil saja.
12. Garam secukupnya
13. Penyedap rasa sapi/ ayam.
14. Segelas air
15. 1 sendok makan tepung maizena yang dilarutkan dalam air hingga tidak menggumpal. Jangan terlalu byk jg airnya.
16. Minyak goreng/olive oil.

Bagaimana membuatnya?:
Pertama, siapkan wajan ukuran sedang, panaskan minyak. Setelah panas, masukan irisan bawang merah dan bawang putih, aduk hingga sedikit layu lalu masukkan tomat, cabai dan jahe, dan potongan ayam. Aduk terus hingga ayam berubah warna menjadi putih. Masukkan wortel dan bakso ikan, setelah itu masukkan air, garam secukupnya, dan penyedap rasa sedikit saja. tetap aduk sampai keliatan mendidih, lalu masukkan brokoli, sawi putih, jamur dan paprika, aduk terus. Jangan lupa dicicipi apakah rasanya sdh pas. Jika kurang gurih bs ditambahkan garam, kalau keasinan bisa masukkan air lagi sedikit2 hingga rasanya pas. Lalu yang terakhir masukan larutan tepung maizena, sambil diaduk hingga kuahnya mengental. Biarkan mendidih. Angkat dan siap untuk disajikan.

Mudahkan? Silahkan mencoba dan semoga berhasil :)

Love,
M.I

Senin, 07 Februari 2011

mati.

Pekan lalu, layaknya hari-hari biasa,saya bangun sekitar pukul 4.30 pagi, dengan spontan saya raih blackberry yang selalu ditempatkan disisi bantal yang tak jauh dari jangkauan tangan. Hal pertama yang saya lakukan setelah mendapati benda tak seberapa besar berlapis karet hijau itu adalah : Mengecek timeline twitter.
Sepagi itu, tentu tak terlalu banyak teman-teman saya yang masih aktif bersendagurauan di social media tersebut, hanya ada beberapa teman yang masih bangun, itupun yang berada di benua berbeda.
saya ingat benar, terhenti sejenak saya seperti shock kecil, lalu membaca dengan sebaik-baiknya tulisan yang muncul. saya tak percaya awalnya, lalu saya naikkan kursor dan mendapati postingan tentang hal yang sama beberapa kali : Adji Massaid, meninggal dunia.
Adji Massaid, adalah seorang Model, Peragawan, bintang Film, bintang sinetron, Politikus dan bapak bagi 3 orang anak. saya tidak seberapa mengidolakannya, karena sejujurnya saya pun tak banyak memiliki sosok idola. tapi cukuplah, saya menyukainya. I meninggal, dikabarkan karena serangan jantung, 10 jam sebelum meninggal dunia, ia diceritakan sempat bermain futsal. tak ada yang mengira ia akhirnya dilarikan keunit gawat darurat rumah sakit fatmawati, sampai akhirnya pergi, meninggalkan 1 orang istri yang baru dinikahinya 2 tahun, dan 3 orang anak yang masih kecil.
semua sedih, sempat tayang diberitakan beberapa kali diberbagai media, diambil potongan gambar Angelina Sondakh, istrinya yang menangis seakan tak percaya suaminya sudah tidak mengeluarkan udara dari kedua lubang hidungnya. meninggal. mati. hilang.
padahal, mungkin pagi itu, kurang 24 jam, mereka bertemu dengan keadaan yang wajar, sehat, kuat dan gembira.
Mati adalah misteri alam semesta bukan? sebagaimana jodoh, kelahiran, rezeki? mati adalah sesuatu yang tidak banyak dari kita pikirkan, karena bukanlah hal yang ingin diraih, (saya yakin) bagi semua yang hidup.
tapi, cerita tentang Adji Massaid tadi sedikit banyak membuat kita sekedar berhenti, untuk kembali memikirkan mati, bahwa ia ada senyata manusia membutuhkan materi, sejelas sinar matahari dipagi hari, sepasti lampu merah yang artinya berhenti, dan setegar Hosni Mubarak yang tak mau turun dari tahta mesir.
lalu, apa yang harus kita lakukan? banyak, selain tentu saja lari, karena akan sia-sia. semua juga kembali dari keinginan kita, bagaimana kita ingin dikenang ketika mati?
ingin dikenang sebagai pengacara tangguh? maka kuliah hukum lalu jadi pengacara yg hebat. ingin dikenang sebagai seorang ibu? maka menikahlah dan bersegera punya anak. ingin dikenang sebagai designer ternama? lalu mulailah mendesign pakaian , buat dan pasarkan. jadi apa? dikenang seperti apa? maka lakukanlah untuk jadi apa sehingga dikenang seperti apa.
saya tak tau, apakah mati itu sakit atau justru mudah. sayapun tak tau apakah mati itu sengsara atau justru indah. tapi satu yang saya pahami ketika kita mati, maka kita meninggalkan apa yang sepertinya sekarang kita punya. meninggalkan pasti selalu sedih, meski tidak mesti terluka.
maka, sebagai manusia kita harus mampu melepaskan "rasa memiliki" yang selalu hadir dan tumbuh. sulit memang.
ada satu hal wajar yang belakangan barulah saya pahami. dulu, saya tak seberapa mengerti mengapa para lelaki sedih tak wajar ketika tim sepakbola kesayangannya kalah pada suatu laga. sedih yang membuat mereka bisa tak selera melakukan sesuatu barang satu, dua atau bahkan lebih dari 3 hari. di hari yang sama dengan meninggalnya Adji Massaid, klub kesayangan saya bertanding dengan hasil seri, yang sebelumnya sangat dapat dipastikan untuk memenangkan pertandingan. diakhir pertandingan, dada saya rasanya sakit. sedih yang tidak bisa dikeluarkan keluar. kecewa karena kehilangan skors yang seharusnya didapatkan. mungkin, itu karena rasa memiliki yang tumbuh.
kembali lagi, ke keharusan kita sebagai manusia melepaskan rasa memiliki. manusia seumuran saya, 23 tahun. dimana sudah dapat dikategorikan dewasa, melepaskan rasa memiliki itu adalah pelajaran yang harusnya disadari atau tidak mesti diterapkan. kita punya sesuatu, tapi sesuatu itu bukan milik kita. mungkin sebagian dari kita menyebutnya dengan ilmu : Ikhlas.
kita ingin sesuatu, tapi sesuatu itu bukan yang terbaik untuk kita : ilmu ikhlas. kita menyayangi sesuatu, tapi sesuatu itu bukanlah sesuatu yang pantas untuk kita sayangi : Ilmu ikhlas. kita menyimpan sesuatu, tapi sesuatu itu tidak baik untuk kita simpan : Ilmu ikhlas. kita mengusahakan sesuatu, tapi sesuatu itu tidak baik untuk kita usahakan : Ilmu ikhlas.
jangan tanya saya tentang ilmu ini, sayapun masih belajar. layaknya mati, ikhlas pun masih misteri alam semesta bagi saya sendiri.
mudah-mudahan, sebelum mati, kita semua sudah menjadi sarjana ikhlas, sehingga ketika saat itu tiba, kita dapat meninggalkan semuanya dengan riang gembira. selamat belajar kembali :)
cheers,
M.I