Selasa, 19 Oktober 2010

Another Eat Pray Love ( Part 2)

Postingan ini sebenarnya adalah lanjutan dari postingan sebelumnya yang ditulis pula dengan judul yang sama. Jika memang sungguh-sungguh ingin mengobati "luka hati", saya sarankan untuk membacanya terlebih dahulu, tapi kalau hanya sekedar mampir, silahkan dibaca saja yang ini :)

Seperti janji saya ditulisan yang lalu, pembelajaran untuk mempercepat penyembuhan patah hati akan saya lanjutkan. Setelah kemarin kita melewati fase "menemukan diri sendiri" dan "merubah sudut pandang", fase selanjutnya yang akan kita hadapi adalah "mensterilkan diri".

seperti halnya luka fisik, sebelum benar-benar sembuh, yang harus kita lakukan adalah "membersihkan" luka itu. secara fisik, luka memang masih merah dan basah, dan kita membersihkannya sekedar agar : "lebih hygine dan menjauhi kemungkinan infeksi".

kalau diimplementasikan pada "luka hati" proses pensterilan ini dilakukan juga dengan tujuan yang tidak jauh berbeda, yaitu sekedar agar luka yang ada tidak semakin parah, dan tidak semakin buruk karena munculnya "infeksi-infeksi" yang lain. Lalu, bagaimanakah prosesnya?

Prosesnya terbilang mudah, tapi menjalaninya mungkin yang susah hoho. Contoh yang paling kecil adalah : "menahan diri untuk tidak menghubungi mantan, tidak sms, tidak menelpon, tidak melihat profilenya di Facebook, tidak melihat foto-foto kalian berdua, intinya menghindari segala tindakan yang dapat membangkitkan memori tentangnya",
Mudah yah? tapi tentu saja perasaan ingin tahu dan penasaran itu yang selalu melekat di jiwa yang merasa insecure itu. Tapi percaya deh, semakin terbelenggu dengan perasaan penasaran yang tidak terkontrol dan akhirnya jadi terlalu banyak tahu, akibatnya buruk sendiri karena pada dasarnya luka-luka yang ada belum sembuh benar. Bukan hanya emosi yang perlu dikontrol untuk orang yang patah hati, rasa penasaran pun harus dikubur dalam-dalam.

Bersamaan dengan fase pensterilan dilakukan pula fase terakhir, yakni fase "memulai yang baru" atau "move on". Fase inilah yang ditunggu-tunggu dan menjadi klimaks proses penyembuhan patah hati. Sebenarnya tidak ada yang spesial sekali di fase ini, intinya lakukanlah hal-hal positive yang kita suka dan akan menyita energi-energi positive kita. Contohnya semisal saya yang suka sekali membaca akan membeli banyak novel atau buku-buku motivasi yang menarik, kemudian menuliskan reviewnya di blog atau micro blog semacam twitter, atau hal-hal lain semacam backpacking, jalan-jalan, membuat baju, mencoba membuka usaha, mengajar atau mengurus balita.

Banyak orang yang salah kaprah menilai bahwa fase "move on" adalah dimana kita menemukan pasangan baru, punya pacar baru atau punya gebetan baru. Buat anak SMA atau remaja mungkin begitulah cara mereka lari, makanya tak heran sistem semacam itu disebut "pelarian". Namun bagi manusia yang tergolong dewasa, mencari pelarian justru merupakan bentuk deklarasi "bahwa saya lemah dan butuh topangan".

yang sebenarnya perlu diingat benar-benar adalah bahwa masalah hati adalah masalah pribadi, masalah kita dan diri sendiri. Bukan masalah kita dengan mantan pasangan, bukan pula masalah kita dengan orang ketiga, keempat, kelima dan seterusnya jika memang ada. Berakar dari pemahaman itulah maka proses penyembuhan hanya untuk diri kita pribadi dengan tidak melibatkan pribadi-pribadi yang lain.

Jika keempat fase sudah kita lalui dengan baik, dan kita sudah bisa mengerti dan memahami apa yang telah terjadi, sudah bisa dengan leluasa berjalan dengan diri sendiri, sudah menemukan jati diri yang hilang, sudah merasa bahagia dengan kemampuan dan perolehan yang kita kejar sendiri, dan yang terpenting sudah menyadari bahwa langkah kaki pada hari ini disusun Tuhan hanya untuk kita agar lebih memperbaiki diri, maka gelar "move on" pun sudah sah untuk disematkan besar-besar didada sebelah kiri :)

Sedang, masalah ada atau tidak adanya pengganti, itu masalah yang lain lagi. Tapi, mungkin bisa juga teman-teman garis bawahi, bahwa contoh "move on" yang berhasil biasanya akhirnya ditandai dengan memacari pengganti yang lebih baik dari sang mantan pasangan, tidak mesti secara fisik, unsur lebih baik dapat ditemukan dari sudut karakter, pekerjaan, pola pikir atau hal-hal lain yang tak terpikirkan. begitulah tanda jika seseorang yang telah lolos perang melawan dirinya sendiri.

Sekali lagi, selamat menyembuhkan sakit hati dan semoga tulisan ini dapat membantu.

Love,

M.I

1 komentar:

dayu mengatakan...

knp g nyuruh baca pas ak lg patah hati mey??heheh..eh tp bbm lo jg sangat membantu koo..makasiii ya meyiii :))